Minggu, 20 September 2015

SI ENDUT BUNCIT DARI NEGERI BIRU

SI ENDUT BUNCIT DARI NEGERI BIRU

Roro, seperti itulah panggilan akrabku. Aku paling hobi membaca dan tulis menulis. Otomatis sangat menggilai buku. Entah sudah berapa buku yang aku baca dan aku beli. Akademik dan non akademik.
Saat mengetahui novel pertamaku, Samudra Cinta di Negeri 1000 Kubah mendapat sambutan, respons dan tempat di hati pembaca, disusul berbagai macam masukan dan kritikan yang membangun, segera timbul keinginan dalam diri saya untuk membuat novel religi berikutnya yang lebih menginspirasi dan memotivasi.
Alhamdulillah, detik-detik mau ujian proposal program pasca, naskah novelku yang kedua telah kutulis sebanyak 36 halaman. Namun, pada akhirnya 36 halaman itu aku ubah total. Alhasil, aku harus menulis lagi dari awal pada halaman pertama. Ya…, dialah yang membuatku harus menulis lagi dari awal.
Perihal tentangnya menjadi inspirasi bagiku dan sangat menarik untuk aku tulis. Dia si Negeri Biru yang Nyebelin. Dan selalu saja kumenyebutnya si sensi, galak, kaku dan dingin. Namun si endut buncit menjadi panggilan kesayanganku untuknya tapi aku rasa ia tidak mengetahuinya. Akupun juga tidak tahu apakah ia mengetahui perasaanku ataukah pura-pura tidak tahu. Maafkan aku mas Herrr… . Afwan, Uhibbuka Fillah.
Naskah novelku yang kedua aku tulis disela-sela kesibukan kerja. Alhamdulillah telah selesai aku tulis dari awal November 2014 sampai awal Agustus 2015. Dan kuberi judul “Air Mata Bidadari” setelah beberapa kali mengalami pergantian judul juga plot.
Namun, berdasarkan masukan, saran serta kritikan. Naskah novelku yang kedua aku bagi menjadi dua jilid. Semoga Air Mata Bidadari 1 segera terbit. Mohon do’anya.
Dan untuk mengobati kekecewaan pembaca serta rasa penasaran. Roro, sajikan sinopsisnya serta penggalan-penggalan kisahnya.
Dengan penuh kerendahan hati, aku berharap semoga tulisan sederhanaku ini yang kujadikan sebagai dakwah memiliki syafaat bagi pembaca dan bisa menjadi amal jariah dikuburku serta menjadi pembelaku dihadapan Allah kelak. Aamiin…

Semoga kita semua selalu di rindukan surga. Aamiin . . .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar