SI ENDUT BUNCIT DARI NEGERI BIRU
Roro, seperti itulah panggilan akrabku.
Aku paling hobi membaca dan tulis menulis. Otomatis sangat menggilai buku.
Entah sudah berapa buku yang aku baca dan aku beli. Akademik dan non akademik.
Saat mengetahui novel pertamaku,
Samudra Cinta di Negeri 1000 Kubah mendapat sambutan, respons dan tempat di
hati pembaca, disusul berbagai macam masukan dan kritikan yang membangun,
segera timbul keinginan dalam diri saya untuk membuat novel religi berikutnya
yang lebih menginspirasi dan memotivasi.
Alhamdulillah, detik-detik mau ujian
proposal program pasca, naskah novelku yang kedua telah kutulis sebanyak 36
halaman. Namun, pada akhirnya 36 halaman itu aku ubah total. Alhasil, aku harus
menulis lagi dari awal pada halaman pertama. Ya…, dialah yang membuatku harus
menulis lagi dari awal.
Perihal tentangnya menjadi inspirasi
bagiku dan sangat menarik untuk aku tulis. Dia si Negeri Biru yang Nyebelin.
Dan selalu saja kumenyebutnya si sensi, galak, kaku dan dingin. Namun si endut
buncit menjadi panggilan kesayanganku untuknya tapi aku rasa ia tidak
mengetahuinya. Akupun juga tidak tahu apakah ia mengetahui perasaanku ataukah
pura-pura tidak tahu. Maafkan aku mas Herrr… . Afwan, Uhibbuka Fillah.
Naskah novelku yang kedua aku tulis
disela-sela kesibukan kerja. Alhamdulillah telah selesai aku tulis dari awal
November 2014 sampai awal Agustus 2015. Dan kuberi judul “Air Mata Bidadari”
setelah beberapa kali mengalami pergantian judul juga plot.
Namun, berdasarkan masukan, saran serta
kritikan. Naskah novelku yang kedua aku bagi menjadi dua jilid. Semoga Air Mata
Bidadari 1 segera terbit. Mohon do’anya.
Dan untuk mengobati kekecewaan pembaca
serta rasa penasaran. Roro, sajikan sinopsisnya serta penggalan-penggalan
kisahnya.
Dengan penuh kerendahan hati, aku
berharap semoga tulisan sederhanaku ini yang kujadikan sebagai dakwah memiliki
syafaat bagi pembaca dan bisa menjadi amal jariah dikuburku serta menjadi
pembelaku dihadapan Allah kelak. Aamiin…
Semoga kita semua selalu di rindukan surga.
Aamiin . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar