Senin, 21 September 2015

BAB XIV AT SILOAM AGAIN . . .



BAB XIV
AT SILOAM AGAIN . . .

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. .
Seperti saat menjenguknya dulu, kamarnya pun berada di lantai paling terakhir, lantai ke delapan. Saat berada di depan pintu kamarnya, hatiku deg-degan. Jantungku berdebar sangat kencang, dan bila dibandingkan dengan kelajuan motor yang dikendarai Rossi, nggak ada apa-apanya. Akhirnya, perlahan ku mengetuk pintu kamarnya dan membukanya. Kulihat mas Herrr… sedang duduk di tempat tidurnya dengan hanya mengenakan singlet berwarna hitam. Otomatis, sangat jelas kulihat bentuk bodynya yang kekar dengan otot-ototnya yang menonjol di tambah dengan warna kulitnya yang hitam pekat. Hitam gosong, sangat eksotik sekali dan kebapaan. Astaghfirullah… segera ku beristighfar. Akh… aku mikir apa sich? Ya Allah, jagalah selalu hati dan perasaanku. Namun, aku sudah tenang melihat kondisinya yang sudah agak membaik. Syukurlah, ia tidak kurusan. Andai saja tidak banyak orang, aku pasti sudah memberi tahu mas agar mengenakan baju, selain karena sakit, aku tidak biasa melihat seorang laki-laki yang berpakaian setengah telanjang.
“Dari mana dek?” Tanya mas.
……………………………………………………………….
Selengkapnya . . . at my second novel “Air Mata Bidadari.” Be Patient to Wait the Publishing!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar