Senin, 21 September 2015

BAB IV BAHAYANYA, VIRUS PINK!

BAB IV
BAHAYANYA, VIRUS PINK!

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Sambil tersenyum, aku menenangkan Sasti “Sasti, kita itu perempuan. Perempuan itu adalah makhluk yang lemah manakala terbawa oleh perasaan. Jika kita tidak bisa mengendalikannya, maka akan membawa dampak yang negative bagi diri kita. Jangan sampai perasaan mengalahkan logika, Sas. Lagipula, kamu juga belum lama mengenalnya kan? Temenan saja dulu. Perjalanan kita masih panjang Sas. Ingat, orang tuamu Sas. Mereka menaruh harapan besar padamu dan tentunya mereka ingin melihat anaknya sukses seperti mereka. Kamu ingin seperti kedua orang tuamu kan? Masih ingat nggak dengan kata bijak Mario Teguh? Kalau nggak salah, beliau mengatakan “Cintaku boleh gagal sekarang tapi study dan karirku tidak boleh gagal. Kesuksesan akan mengundang cinta yang berkelas.” Dan satu hal yang perlu kamu ingat, syariat agama kita Sas. Ok lah kalau kamu mengatakan, kami bisa jaga diri dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama tapi jika berkhalwat, tidak menutup kemungkinan adanya saling memandang, pegangan tangan, bermanja dan tidak makan waktu yang lama akan berpelukan, berciuman dan hal ini sangat dilarang dalam Islam bagi yang bukan muhrimnya ataupun mahramnya. Dan ini adalah zina, Sas. Sesuai dengan firman-Nya “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17]:32)

Selengkapnya . . . at my second novel “Air Mata Bidadari.” Be Patient to Wait the Publishing!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar