Senin, 21 September 2015

BAB XIII KETIKA CINTA MEMANAH BIDADARI



BAB XIII
KETIKA CINTA MEMANAH BIDADARI

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. .
Usai ba’da Isya, aku benar-benar nggak bisa konsen mempelajari proposalku. Pikiranku selalu saja tertuju ke mas terlebih lagi saat ini dia sakit serampa padahal infeksi paru-parunya belum sembuh benar. Sedih menderaku dan ingin menjenguknya tapi bagaimana caranya. Apakah aku harus kerumahnya? Rumahnya dimana? Aku malu, ya Allah. Ya Allah, ada apa denganku? Apakah aku menyukai mas? Tanyaku dalam hati. Ya Allah, jangan tumbuhkan perasaan cintaku, pintaku dalam hati. Ya Allah, matikanlah jika ada rasa cinta di hatiku demi istiqomah kepada-Mu, pintaku lagi dalam hati.
Lalu, kupelajari kembali proposalku walau malam telah larut. Masuk nda masuk di otak, yang penting sudah ku baca berulang-ulang dan kupahami. Hanya Allah lah yang tahu pikiranku saat ini. Ya Allah, Aku Sungguh Jatuh Cinta Padanya . . .


Selengkapnya . . . at my second novel “Air Mata Bidadari.” Be Patient to Wait the Publishing!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar