Minggu, 20 September 2015

BAB V JILBABKU, TANGISKU!



BAB V
JILBABKU, TANGISKU!

............................................................................................................................................................................................................................................................................................. ......................................................................................................................................................................................

Hal ini sering membuatku stress dan sakit. Masih kuat dalam ingatanku yang mungkin sudah sangat tidak tahan dengan kondisi seperti ini, aku jatuh sakit. Saat itu adalah kali pertama aku mendapat menstruasi yang berlangsung selama tiga minggu. Sungguh, aku sangat takut karena tujuh hari adalah waktu yang sudah paling lama untuk menstruasi. Mengetahui hal ini, akhirnya mas Rafael membawaku ke dokter. Syukurlah aku baik-baik saja. Tidak ada penyakit yang menyerangku. Kata dokter, ini akibat stress dan aku disarankan untuk banyak beristrahat dan tidak memikirkan yang berat-berat. Obatnyapun harus aku minum sampai menstruasiku berhenti.
Dari kecil aku sudah berkomitmen untuk menjadi wanita karir yang sukses dan bersekolah tinggi. Cita-citaku inilah yang selalu membuatku kuat dan sabar menghadapi semuanya. Jika ada hal yang membuat Oma marah padaku, aku hanya diam saja dan menangis dalam hati. Sungguh hatiku sangat pedih dan sakit dan hal yang paling tidak pernah aku lupa adalah saat dimana aku melakukan percobaan bunuh diri. Walau ada cita-cita yang membuatku kuat namun setan saat itu berhasil melunturkan cita-citaku juga imanku. Saat itu aku mengiris tanganku dengan silet. Aku nekat melakukannya selain karena sudah tidak tahan dengan keadaan, juga agar Oma menaruh perhatian padaku. Namun, hasilnya nihil. Omapun marah padaku karena tidak berhati-hati.
Tertawa sendiri kadang kulakukan dan tak peduli orang rumah menganggapku sudah tidak waras lagi. Semua aku lakukan demi mendapat perhatian dan kasih sayang Oma. Aku ingin Oma tahu apa yang aku butuhkan. Aku butuh di manja, aku butuh punya tempat untuk berbagi dan bercerita segala hal sampai hal pribadi sekalipun. Aku ingin diperlakukan dengan lembut. Aku ingin Oma tahu tentang sekolahku, bagaimana dengan pelajaranku dan kegiatanku yang lain. Aku tahu itu semua tidak mungkin aku dapatkan dan tak jarang membuatku ingin bertukar orang tua dengan teman-temanku.
Bukannya aku tidak ………………………………………………………………..

Selengkapnya . . . at my second novel “Air Mata Bidadari.” Be Patient toWait the Publishing!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar