BAB V
JILBABKU, TANGISKU!
.............................................................................................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................
Hal ini sering membuatku
stress dan sakit. Masih kuat dalam ingatanku yang mungkin sudah sangat tidak
tahan dengan kondisi seperti ini, aku jatuh sakit. Saat itu adalah kali pertama
aku mendapat menstruasi yang berlangsung selama tiga minggu. Sungguh, aku
sangat takut karena tujuh hari adalah waktu yang sudah paling lama untuk
menstruasi. Mengetahui hal ini, akhirnya mas Rafael membawaku ke dokter.
Syukurlah aku baik-baik saja. Tidak ada penyakit yang menyerangku. Kata dokter,
ini akibat stress dan aku disarankan untuk banyak beristrahat dan tidak
memikirkan yang berat-berat. Obatnyapun harus aku minum sampai menstruasiku
berhenti.
Dari kecil aku sudah
berkomitmen untuk menjadi wanita karir yang sukses dan bersekolah tinggi. Cita-citaku
inilah yang selalu membuatku kuat dan sabar menghadapi semuanya. Jika ada hal
yang membuat Oma marah padaku, aku hanya diam saja dan menangis dalam hati.
Sungguh hatiku sangat pedih dan sakit dan hal yang paling tidak pernah aku lupa
adalah saat dimana aku melakukan percobaan bunuh diri. Walau ada cita-cita yang
membuatku kuat namun setan saat itu berhasil melunturkan cita-citaku juga
imanku. Saat itu aku mengiris tanganku dengan silet. Aku nekat melakukannya
selain karena sudah tidak tahan dengan keadaan, juga agar Oma menaruh perhatian
padaku. Namun, hasilnya nihil. Omapun marah padaku karena tidak berhati-hati.
Tertawa sendiri kadang
kulakukan dan tak peduli orang rumah menganggapku sudah tidak waras lagi. Semua
aku lakukan demi mendapat perhatian dan kasih sayang Oma. Aku ingin Oma tahu
apa yang aku butuhkan. Aku butuh di manja, aku butuh punya tempat untuk berbagi
dan bercerita segala hal sampai hal pribadi sekalipun. Aku ingin diperlakukan
dengan lembut. Aku ingin Oma tahu tentang sekolahku, bagaimana dengan
pelajaranku dan kegiatanku yang lain. Aku tahu itu semua tidak mungkin aku
dapatkan dan tak jarang membuatku ingin bertukar orang tua dengan
teman-temanku.
Bukannya aku tidak
………………………………………………………………..
Selengkapnya . . . at my second novel “Air Mata Bidadari.” Be Patient toWait the Publishing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar